Tarbol.asia – Kritik pedas Cristiano Ronaldo terhadap Manchester United akhirnya ditanggapi secara tenang oleh pelatih Ruben Amorim. Dalam konferensi pers jelang laga Premier League akhir pekan ini, Amorim menegaskan bahwa dirinya dan tim memilih untuk fokus ke masa depan ketimbang memperdebatkan masa lalu yang sudah berlalu.
Beberapa hari sebelumnya, Ronaldo sempat kembali mengungkit kegagalannya di periode terakhir bersama Manchester United pada 2022. Dalam wawancara dengan media Portugal, kapten Al Nassr itu menyebut bahwa “struktur klub belum siap untuk bersaing di level tertinggi” dan “tidak ada kemajuan signifikan sejak era Sir Alex Ferguson.”
Namun Amorim memilih tidak terpancing. Pelatih asal Portugal itu menjawab dengan nada tenang saat ditanya tentang komentar sang megabintang.
“Saya menghormati semua pemain hebat, termasuk Cristiano. Tapi sekarang saya hanya ingin bicara tentang masa depan Manchester United, bukan masa lalu,” ujar Amorim dalam sesi konferensi yang dikutip dari Reuters (6/11/2025).
Amorim menegaskan bahwa proyek yang ia jalankan di Old Trafford adalah soal membangun ulang mentalitas dan identitas tim, bukan membalas kritik dari siapa pun.
“Kami sedang berproses. Tim ini muda, penuh potensi, dan punya arah yang jelas. Fokus saya bukan pada komentar siapa pun, tapi pada bagaimana kami bisa terus berkembang.”
Dalam analisa Tarbol.asia, reaksi tenang Amorim adalah langkah cerdas secara psikologis. Ia berhasil menjaga ruang ganti tetap solid tanpa menambah tekanan media pada pemainnya. Dalam kondisi di mana performa United mulai stabil dengan empat kemenangan dari lima laga terakhir, pernyataannya memperkuat citra kepemimpinan yang dingin namun tegas.
Sementara dari sisi prediksi bola, Tarbol.asia menilai Manchester United berada di jalur positif menuju kebangkitan. Jika tren performa ini berlanjut hingga Desember, mereka berpotensi kembali masuk ke zona empat besar Premier League. Faktor kedisiplinan dan sistem pressing cepat yang diperkenalkan Amorim telah mengubah dinamika tim — terutama dengan meningkatnya performa Kobbie Mainoo dan Rasmus Højlund sebagai pemain kunci di fase transisi.
Meski komentar Ronaldo sempat mengundang perdebatan di media sosial, banyak pengamat menilai bahwa perbedaan pandangan tersebut justru memperlihatkan kontras antara dua era: masa lalu yang penuh individualitas dan masa kini yang berfokus pada sistem kolektif.
Kini, Amorim tampak tidak ingin larut dalam nostalgia. Ia lebih memilih membangun tim muda yang kompetitif dengan filosofi permainan yang jelas — seperti yang dulu pernah dilakukan di Sporting CP.
“Kami harus terus melangkah maju. Masa depan adalah milik pemain-pemain yang ingin bekerja keras, bukan mereka yang sibuk membicarakan apa yang sudah lewat,” tutup Amorim.
4 jam yang lalu