TARBOL.ASIA - Timnas Indonesia U-23 dipastikan gagal melaju ke putaran final Piala Asia U-23 2026. Kegagalan ini menyisakan pertanyaan besar terkait nasib pelatih, Gerald Vanenburg. Meskipun sempat membuka asa, kekalahan 0-1 dari Korea Selatan pada laga penentu membuat langkah Garuda Muda terhenti.
Dari total tiga pertandingan di Grup J, Indonesia hanya mampu mengumpulkan empat poin, sama dengan Laos, namun unggul selisih gol. Raihan tersebut tidak cukup untuk mengamankan tiket ke putaran final, baik sebagai juara grup maupun runner-up terbaik. Korea Selatan menjadi satu-satunya tim yang lolos dari grup ini setelah mengunci posisi puncak dengan torehan sembilan poin sempurna.
Nasib Gerald Vanenburg di Ujung Tanduk
Kegagalan ini membuat publik mempertanyakan masa depan Gerald Vanenburg. Perbandingan dengan pencapaian Shin Tae-yong, yang berhasil membawa skuad U-23 mencapai semifinal di edisi sebelumnya, tak terhindarkan. Banyak pihak mendesak adanya evaluasi mendalam terhadap posisi sang pelatih.
Namun, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan klarifikasi mengenai hal ini. Menurutnya, PSSI saat ini lebih berfokus pada pembangunan sistem kepelatihan jangka panjang. Ia menegaskan, federasi tidak lagi mengejar hasil instan.
Erick juga menjelaskan bahwa setiap pelatih, termasuk Vanenburg, memiliki kontrak berdurasi dua tahun. Sementara itu, untuk posisi direktur teknik, PSSI memberikan kontrak lebih panjang, yaitu empat tahun, demi menjaga kesinambungan program pengembangan sepak bola nasional. "Kita sedang membangun strata kepelatihan," ujar Erick, "kita kontrak 4 tahun untuk direktur teknik, dan semua pelatih kita kontrak 2 tahun. Ini memang bagian dari pembangunan secara menyeluruh."
Fokus pada Konsistensi dan Filosofi Jangka Panjang
Erick Thohir juga menegaskan pentingnya konsistensi dalam membangun identitas permainan Timnas. Ia menjelaskan, terlalu seringnya pergantian pelatih hanya akan merusak fondasi yang sedang dibangun, seperti filosofi permainan dan formasi tim.
"Kalau kita lihat, sekarang formasi tim nasional U-23 dan senior sudah mulai bermain dengan empat bek, dengan konsep ball possession dan menyerang," kata Erick. "Jika diubah terus-menerus, maka konsep pembangunan formasi ke depan akan berubah lagi. Ini yang harus kita jaga, kita harus sabar."
Penjelasan Erick Thohir menunjukkan bahwa PSSI lebih memprioritaskan proses dan konsistensi, alih-alih mengambil keputusan tergesa-gesa berdasarkan satu hasil pertandingan. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi Gerald Vanenburg masih aman, setidaknya untuk saat ini.
Apa pendapat Anda tentang keputusan PSSI ini? Apakah Anda setuju dengan pendekatan jangka panjang, atau PSSI seharusnya lebih responsif terhadap hasil yang didapat?